Kamis, 06 Desember 2012

Manajemen Pembelajaran


Manejemen Pembelajaran Berbasis Perilaku
[Manejemen Pembelajaran Berbasis Perilaku ]

1

Wah, kelas ini luar biasa ribut, banyak yang tidak membuat PR, kurang berminat dalam belajar, si anu suka permisi, sianu suka mengeluarkan bunyi bunyi tertentu, suka cabut dan masih banyak lagi keluhan sejenisnya, keluhan serupa sering kita dengar dari guru bidang studi selesai mengajar dari kelas tertentu. Apakah penyebab semua itu? Dan apakah pengaruhnya terhadap out pendidikan yang kita telorkan ?



Hal ini membuat penulis tergelitik untuk mempelajari secara diam diam. Mulai dari tahun 1996 sampai 1998, saya mulai mengkaji perilaku siswa dan yang melatar belakangi munculnya perilaku tertentu pada masing masing siswa yang saya ajar. Saya mengamati perilaku siswa pada dua jenjang pendidikan yakni:tingkat sekolah dasar tepatnya kelas 4 SD negeri 010 Batam. Di SD saya bertindak selaku wali kelas , dimana kelas ini belajar pada sip siang yakni pukul 13.30 siang.



Dalam pengamatan yang dilakukan secara diam diam ternyata terdapat beberapa masalah yang menjadi penyebab munculnya keluhan keluhan di atas. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya manejemen perilaku siswa atau peserta didik

2. Lemahnya manejemen pembelajaran yang berbasis perilaku siswa



Kedua masalah tersebut merupakan biang kerok munculnya perilaku tertentu pada siswa, sehingga disiplin dan prestasi siswa menjadi menurun. Dapat kita bayangkan jika disiplin dan prestasi output yang kita telorkan menurun, mau dibawa kemana generasi kita kedepan?. Peran dunia pendidikan untuk melahirkan generasi unggul semakin jauh dari impian, jika masalah ini tidak segera kita carikan jalan keluarnya.



Disini dituntut perlunya kreatifitas kita untuk melakukan terobosan terobosan yang kira kira dapat menciptakan peserta didik mengikuti pelajaran dengan menyenangkan dan meminimalisir munculnya perilaku tertentu yang kurang menyenangkan dalam belajar. sehingga kita harapkan keluhan keluhan yang biasa kita dengar selama tidak lagi kita temukan.



Disini penulis ingin berbagi tentang langkah langkah manejemen perilaku siswa dan penanganan masalah yang penulis lakukan selama ini, baik ditingkat SD.



Pada tingkat sekolah dasar, penulis mengamati perilaku siswa pada kelas 4 SD N 010 Batam sebagai walikelas . Bermula dari teguran lisan yang cukup menggelitik dari seorang guru olah raga senior kepada saya sebagai guru honorer disekolah ini. Bu, jadi wali kelas itu harus bisa mengamankan anaknya sebelum guru bidang studi mengajar, bariskan dulu anaknya kelapangan, kalau sudah dibariskan baru panggil saya kelapangan! Jangan hanya diam saja dikantor, kalau masih mau honor di sekolah ini. Lihat tuh anak anaknya berkeliaran , ribut, dan bandel bandel lagi !.



Teguran ini saya jadikan sebagai cemeti untuk dapat mengubah perilaku siswa yang katanya susah diatur menjadi siswa yang mudah diatur. Saya menginginkan siswa itu belajar tanpa harus diomeli seperti itu. Apakah yang menyebabkan mereka ribut, main main dan sebagainya itu? apakah pelajarannya yang kurang menarik, cara penyajiannnyakah yang kurang tepat, atau memang karakter siswanya kah yang kurang bagus seperti yang mereka keluhkan? Dan terkadang juga saya keluhkan.



Maka penulis mulai dengan melakukan langkah kecil yang mungkin kelihatannya tidak berguna, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mendata kecendrungan perilaku siswa sehari hari di kelas dan melakukan konseling terhadap siswa yang menunjukkkan perilaku negatif. Serta mendata siswa yang berkebutuhan khusus yang terdapat di dalam kelas yang diamati.

2. Mencari tahu latar belakang siswa , meliputi latar belakang sosial yang multikulturalisme dan latar belakang rumah tangga serta orang tua siswa.

3. Mendata gaya belajar siswa apakah cendrung pada gaya belajar visual, audio, audio visual maupun kinestetik melalui pengamatan sehari hari.

4. Merancang alternatif model , teknik dan pendekatan pembelajaran yang ideal bagi siswa yang berfariatif sesuai dengan latar belakang peserta didik yang multikulturalisme, berdasarkan manejemen perilaku siswa yang sudah dilakukan pada langkah satu sampai tiga.

5. Malaksanakan model, teknik dan pendekatan pembelajaran yang ideal sesuai dengan manejemen perilaku siswa. Sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.

6. Memandang siswa sebagai pribadi yang berharga dan memperlakukan mereka sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Karena kita tahu apa yang mereka mau dan mereka butuhkan . sehingga terbentuk pembelajaran yang menyenagkan dan pembelajaran yang bermakna, yang menyentuh ketiga ranah teori belajar yakni saya tahu (behaviorisme) saya bisa berbuat dan merancang pengetahuan (konstruktifisme) dan saya bisa menerapkannya dalam kehidupan dan bermasyarakat secara sehat dan penuh kearifan ( Humanisme).



Berdasarkan hasil manejemen perilaku siswa di sekolah dasar tersebut ternyata penyebab siswa yang ribut dan kurang perhatian bahkan susah diatur dalam belajar itu adalah :

1. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan visual merasa kurang nyaman dan kurang diperhatikan, bahkan sering dimarahi karena dianggap sumber keributan yang mengganggu PBM. Sementara praktek pembelajaran yang diberikan selama ini yang cendrung secara linear terasa menjemukan bagi mereka. Tidak dapat menyentuh kebutuhan belajar masing masing siswa dengan gaya dan karak teristik belajar yang mereka miliki.

2. Siswa SD khususnya kelas 4 pada umumnya belum bisa terlepas dari dunia bermain. Maka pembelajaran linear bagi mereka terasa menjemukan.

Oleh sebab itu penulis berusaha mencari penyegaran dengan melalukan pembelajaran yang menyenangkan dengan memperhatikan semua kebuhtuhan belajar mereka. dengan menggunakan teknik dan metode pembelajaran yang bervariatif, seperti belajar sambil bermain, sambil bernyanyi dan sesekali wisata lingkungan sekitar untuk memupuk timbulnya jiwa kreatif dan kepekaan sosial merekan. Diantara model pembelajarn yang sering digunakan adala model Quantum learning dan Kontekstual Learnig. Sesekali untuk pelajaran diskusi menggunakan model Problem Based Learning dalam berdiskusi setelah melakukan wisata lingkungan sekolah.



Ternyata dengan melakukan manejemen prilaku dan manejemen pembelajaran pada murid kelas 4 SD dapat menekan keluhan perilaku siswa yang ribut, malas bahkan tidak berminat dalam belajar sama sekali. Melalui manejemen perilaku dan manejemen pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa akan pentingnya belajar dan meningkatkan minat siswa dalam belajar. Sehingga angka keributan di kelas dapat diminimalisir. Selain itu kepekaan sosial anak jauh lebih bagus dari sebelumnya.



Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa manejemen perilaku siswa sangat penting dilakukan guna merancang model, teknik, metode yang relevan dengan kebutuhan siswa. Sehingga kita dapat mencipotakan manejemen pembelajaran dengan baik . Dan diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar.

Ditulis oleh Yusmarni, S.Pd

Manajemen Pembelajaran


Manejemen Pembelajaran Berbasis Perilaku
[Manejemen Pembelajaran Berbasis Perilaku ]

1

Wah, kelas ini luar biasa ribut, banyak yang tidak membuat PR, kurang berminat dalam belajar, si anu suka permisi, sianu suka mengeluarkan bunyi bunyi tertentu, suka cabut dan masih banyak lagi keluhan sejenisnya, keluhan serupa sering kita dengar dari guru bidang studi selesai mengajar dari kelas tertentu. Apakah penyebab semua itu? Dan apakah pengaruhnya terhadap out pendidikan yang kita telorkan ?



Hal ini membuat penulis tergelitik untuk mempelajari secara diam diam. Mulai dari tahun 1996 sampai 1998, saya mulai mengkaji perilaku siswa dan yang melatar belakangi munculnya perilaku tertentu pada masing masing siswa yang saya ajar. Saya mengamati perilaku siswa pada dua jenjang pendidikan yakni:tingkat sekolah dasar tepatnya kelas 4 SD negeri 010 Batam. Di SD saya bertindak selaku wali kelas , dimana kelas ini belajar pada sip siang yakni pukul 13.30 siang.



Dalam pengamatan yang dilakukan secara diam diam ternyata terdapat beberapa masalah yang menjadi penyebab munculnya keluhan keluhan di atas. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya manejemen perilaku siswa atau peserta didik

2. Lemahnya manejemen pembelajaran yang berbasis perilaku siswa



Kedua masalah tersebut merupakan biang kerok munculnya perilaku tertentu pada siswa, sehingga disiplin dan prestasi siswa menjadi menurun. Dapat kita bayangkan jika disiplin dan prestasi output yang kita telorkan menurun, mau dibawa kemana generasi kita kedepan?. Peran dunia pendidikan untuk melahirkan generasi unggul semakin jauh dari impian, jika masalah ini tidak segera kita carikan jalan keluarnya.



Disini dituntut perlunya kreatifitas kita untuk melakukan terobosan terobosan yang kira kira dapat menciptakan peserta didik mengikuti pelajaran dengan menyenangkan dan meminimalisir munculnya perilaku tertentu yang kurang menyenangkan dalam belajar. sehingga kita harapkan keluhan keluhan yang biasa kita dengar selama tidak lagi kita temukan.



Disini penulis ingin berbagi tentang langkah langkah manejemen perilaku siswa dan penanganan masalah yang penulis lakukan selama ini, baik ditingkat SD.



Pada tingkat sekolah dasar, penulis mengamati perilaku siswa pada kelas 4 SD N 010 Batam sebagai walikelas . Bermula dari teguran lisan yang cukup menggelitik dari seorang guru olah raga senior kepada saya sebagai guru honorer disekolah ini. Bu, jadi wali kelas itu harus bisa mengamankan anaknya sebelum guru bidang studi mengajar, bariskan dulu anaknya kelapangan, kalau sudah dibariskan baru panggil saya kelapangan! Jangan hanya diam saja dikantor, kalau masih mau honor di sekolah ini. Lihat tuh anak anaknya berkeliaran , ribut, dan bandel bandel lagi !.



Teguran ini saya jadikan sebagai cemeti untuk dapat mengubah perilaku siswa yang katanya susah diatur menjadi siswa yang mudah diatur. Saya menginginkan siswa itu belajar tanpa harus diomeli seperti itu. Apakah yang menyebabkan mereka ribut, main main dan sebagainya itu? apakah pelajarannya yang kurang menarik, cara penyajiannnyakah yang kurang tepat, atau memang karakter siswanya kah yang kurang bagus seperti yang mereka keluhkan? Dan terkadang juga saya keluhkan.



Maka penulis mulai dengan melakukan langkah kecil yang mungkin kelihatannya tidak berguna, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mendata kecendrungan perilaku siswa sehari hari di kelas dan melakukan konseling terhadap siswa yang menunjukkkan perilaku negatif. Serta mendata siswa yang berkebutuhan khusus yang terdapat di dalam kelas yang diamati.

2. Mencari tahu latar belakang siswa , meliputi latar belakang sosial yang multikulturalisme dan latar belakang rumah tangga serta orang tua siswa.

3. Mendata gaya belajar siswa apakah cendrung pada gaya belajar visual, audio, audio visual maupun kinestetik melalui pengamatan sehari hari.

4. Merancang alternatif model , teknik dan pendekatan pembelajaran yang ideal bagi siswa yang berfariatif sesuai dengan latar belakang peserta didik yang multikulturalisme, berdasarkan manejemen perilaku siswa yang sudah dilakukan pada langkah satu sampai tiga.

5. Malaksanakan model, teknik dan pendekatan pembelajaran yang ideal sesuai dengan manejemen perilaku siswa. Sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.

6. Memandang siswa sebagai pribadi yang berharga dan memperlakukan mereka sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Karena kita tahu apa yang mereka mau dan mereka butuhkan . sehingga terbentuk pembelajaran yang menyenagkan dan pembelajaran yang bermakna, yang menyentuh ketiga ranah teori belajar yakni saya tahu (behaviorisme) saya bisa berbuat dan merancang pengetahuan (konstruktifisme) dan saya bisa menerapkannya dalam kehidupan dan bermasyarakat secara sehat dan penuh kearifan ( Humanisme).



Berdasarkan hasil manejemen perilaku siswa di sekolah dasar tersebut ternyata penyebab siswa yang ribut dan kurang perhatian bahkan susah diatur dalam belajar itu adalah :

1. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan visual merasa kurang nyaman dan kurang diperhatikan, bahkan sering dimarahi karena dianggap sumber keributan yang mengganggu PBM. Sementara praktek pembelajaran yang diberikan selama ini yang cendrung secara linear terasa menjemukan bagi mereka. Tidak dapat menyentuh kebutuhan belajar masing masing siswa dengan gaya dan karak teristik belajar yang mereka miliki.

2. Siswa SD khususnya kelas 4 pada umumnya belum bisa terlepas dari dunia bermain. Maka pembelajaran linear bagi mereka terasa menjemukan.

Oleh sebab itu penulis berusaha mencari penyegaran dengan melalukan pembelajaran yang menyenangkan dengan memperhatikan semua kebuhtuhan belajar mereka. dengan menggunakan teknik dan metode pembelajaran yang bervariatif, seperti belajar sambil bermain, sambil bernyanyi dan sesekali wisata lingkungan sekitar untuk memupuk timbulnya jiwa kreatif dan kepekaan sosial merekan. Diantara model pembelajarn yang sering digunakan adala model Quantum learning dan Kontekstual Learnig. Sesekali untuk pelajaran diskusi menggunakan model Problem Based Learning dalam berdiskusi setelah melakukan wisata lingkungan sekolah.



Ternyata dengan melakukan manejemen prilaku dan manejemen pembelajaran pada murid kelas 4 SD dapat menekan keluhan perilaku siswa yang ribut, malas bahkan tidak berminat dalam belajar sama sekali. Melalui manejemen perilaku dan manejemen pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa akan pentingnya belajar dan meningkatkan minat siswa dalam belajar. Sehingga angka keributan di kelas dapat diminimalisir. Selain itu kepekaan sosial anak jauh lebih bagus dari sebelumnya.



Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa manejemen perilaku siswa sangat penting dilakukan guna merancang model, teknik, metode yang relevan dengan kebutuhan siswa. Sehingga kita dapat mencipotakan manejemen pembelajaran dengan baik . Dan diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar.

Ditulis oleh Yusmarni, S.Pd